Kanker Payudara Penyakit Kasus Tertinggi

Kanker payudara masih menjadi penyakit yang mematikan bagi perempuan di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menyebutkan kanker payudara merupakan kenker dengan persentase kasus baru tertinggi yang berujung kematian sebanyak 21,5 persen pada setiap 100.000 perempuan. Dari jumlah itu, 70 persen pasien kanker payudara baru datang ke fasilitas kesehatan pada stadium lanjut.

Pasien kanker payudara yang tidak tertolong kebanyakan karena sudah stadium lanjut, terang pakar kanker dari RSUP Dr Sardjito-Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada ( UGM ) Yogyakarta Prof dr Sofia Mubarika MMedSc PhD Kepada KR Minggu (16/7). 

Dari data system Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2004-2008. Kanker payudara merupakan kanker dengan insiden tertinggi pada pasien kanker rawat inap di semua RS di Indonesia dengan proporsi sebesar 18,3 persen.

Menurut Sofia Muharika yang akrab disapa Rika, kanker payudara terjadi karena terganggungya system pertumbuhan sel di dalam jaringan payudara, akibat mutasi gen. sel abnormal itu tumbuh tak terkendali di bagian-bagian jaringan payudara mengakibatkan kerusakan yang lambat tapi pasti. Kanker payudara bisa terjadi pada semua perempuan. Ketika terlah terjadi mutasi atau perubahan gen dalam sel payudara menjadi sel kanker. Kanker payudara juga bisa terjadi pada laki-laki namun angkanya sangat kecil.

Dijelaskan, mutasi genetis bisa diturunkan dari orangtua kepada anaknya. Sehingga orang dengan mutasi genetis beresiko lebih besar mengidap kanker payudara. Selain disebabkan karena faktor turunan, mutasi gen kanker juga bisa terjadi karena pengaruh dari luar. Seperti paparan bahan kimia, mikroorganisme, radiasi atau disebabkan hal lain yang berhubungan dengan gaya hidup tidak sehat seperti merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol, kurang berolah raga dan obesitas. Jadi banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya kanker payudara.

Rika menegaskan kanker payudara bisa disembuhkan asal masih di stadium awal. Kondisi menjadi berat manakala sel kanker telah menyebar dan menyerang organ lain seperti paru-paru, atau jantung. Kebanyakan kasus kanker payudara stadium lanjut, meski sel kankernya sudah hilang, namun bisa kambuh lagi. Karena itu deteksi dini menjadi sangat penting dilakukan.

Dijelaskan Rika, deteksi dini kanker payudara bisa dilakukan secara mandiri atau Pemeriksaan payudara sendiri (mandiri) dengan meraba payudara terutama setelah menstruasi. Jika terdapat benjolan pada payudara, salah satu payudara tampak lebih besar atau terjadi perubahan fisik puting ( seperti ditarik ), patut dicurigai adanya indikasi kanker payudara, dan bersegeralah periksa ke dokter.

Untuk perempuan usia diatas 30 tahun, selain deteksi secara mandiri, juga perlu melakukan skrining kanker payudara secara berkala (setahun sekali) di puskesmas atau rumah sakit. Hal ini perlu untuk memantau kondisi jaringan payudara, karena semakin bertambahnya usia semakin berpotensi mengidap kanker. Pemeriksaannya antara lain themography, mammography, ductography, biospi dan USG payudara.

Bagi perempuan yang berusia di atas 35 tahun, alangkah baiknya jika skrining dilakukan setiap 6 bulan sekali. Agar terhindar dari kanker, masyarakan agar membudayakan gaya hidup yang sehat, membiasakan makan sayur mayor, rutin melakukan aktivitas fisik olahraga, tidak merokok dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol. Meskipun jumlah pasien kanker di RSUP Dr Sardjito menunjukkan adanya ternd peningkatan, bukan berarti kesadaran masyarakat akan bahaya kenker payudara berkurang. Trend peningkatan, justru menunjukkan semakin sadarnya masyarakat. Apalagi sudah ada badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ksehatan, sehingga masyarakat tidak algi terlalu takut untuk berobat, terutama terkait masalah biaya. KR Senin 17/04/2017.

Baca Artikel Lainnya :
1. Penyakit Kanker Rahim Pada Wanita.

0 Response to "Kanker Payudara Penyakit Kasus Tertinggi "

Posting Komentar